Halaman

Selasa, 18 Januari 2011

Pengelolaan dan Keuntungan Organisme Dalam Tanah


Oleh : Chip Sharoon

1.  Jenis-jenis organisme tanah
Ada beberapa jenis organisme tanah, diantaranya adalah:
1.1 Pemecah bahan organik seperti slaters (spesies Isopoda), tungau (mites), kumbang, dan collembola yang memecah-mecah bahan organic yang besar menjadi bagian-bagian kecil.
1.2 Pembusuk bahan organik seperti jamur dan bakteri yang memecahkan bahan-bahan cellular.
1.3 Organisme bersimbiosis hidup pada/di dalam akar tanaman dan membantu tanaman untuk mendapatkan hara dari dalam tanah. Mycorrhiza bersimbiosis dengan tanaman dan membantu tanaman untuk mendapatkan hara posfor, sedangkan rhizobium membantu tanaman untuk mendapatkan nitrogen.
1.4 Pengikat hara yang hidup bebas seperti alga dan azotobakter mengikat hara di dalam tanah.
1.5 Pembangun struktur tanah seperti akar tanaman, cacing tanah, ulat-ulat, dan jamur semuanya membantu mengikat partikel-partikel tanah sehingga struktur tanah menjadi stabil dan tahan terhadap erosi.
1.6 Patogen seperti jenis jamur tertentu, bakteri dan nematoda dapat menyerang jaringan tanaman.
1.7 Predator atau pemangsa, termasuk protozoa, nematoda parasite dan jenis jamur tertentu, semuanya memangsa organisme tanah yang lain sebsagai sumber makanan mereka.
1.8 Occupant/penghuni adalah jenis organisme tanah yang menggunakan tanah sebagai tempat tinggal sementara pada tahap siklus hidup tertentu, seperti ulat (larvae) dan telur cacing.

2.  Cara-cara organisme tanah membantu para petani
2.1    Mendaur ulang bahan organik
Organisme tanah mendaur ulang (recycle) bahan organik dengan cara memakan bahan tanaman dan hewan yang mati, kotoran hewan dan organisme tanah yang lain. Mereka memecah bahan organik menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sehingga dapat dibusukkan oleh jasad renik seperti jamur dan bakteri. Ketika mereka memakan bahan organik, sisa makanan dan kotoran mereka dapat membantu perbaikan struktur dan kesuburan tanah.
2.2    Organisme tanah membantu meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman.
Ketika organisme tanah memakan bahan organik atau makanan yang lain, sebagian hara yang tersedia disimpan didalam tubuh mereka dan hara yang tidak diperlukan, dikeluarkan didalam kotoran mereka (sebagai contoh, phosphor dan nitrogen). Hara di dalam kotoran orgnisma tanah ini dapat diserap oleh akar tanaman.
Sebagian organisme tanah membina hubungan simbiosis dengan akar tanaman dan dapat membantu akar tanaman menyerap lebih banyak unsur hara dibandingkan kalau tidak ada kerjasama dengan organisme tanah. Sebagai contoh adalah mycorrhiza, yang membantu tanaman untuk menyerap lebih banyak posfor, sedangkan rhizobia membantu tanaman untuk menyerap lebih banyak nitrogen.
2.3    Mereka memperbaiki struktur tanah
Bahan sekresi dari organisme tanah dapat mengikat partikel-partikel tanah menjadi agregate yang lebih besar. Contohnya, bakteri mengeluarkan kotoran yang berbentuk dan bersifat seperti perekat (organic gum). Jamur-jamuran memproduksi bahan berupa benang-benang halus yang disebut hifa. Zat perekat dari bakteri dan hifa jamur dapat mengikat partikel-partikel tanah secara kuat sehingga agregate tanah yang besar pun tidak mudah pecah walaupun basah. Agregate tanah yang besar tersebut dapat menyimpan air tanah dalam pori-pori halus di antara partikel-partikel tanah untuk digunakan oleh tanaman. Dalam keadaan air berlebihan, air dapat dengan mudah mengalir keluar melalui pori-pori besar diantara agregate–agregate tanah yang besar.
Organisme tanah yang lebih besar dapat memperbaiki struktur tanah dengan cara membuat saluran-saluran (lubang-lubang) di dalam tanah (contohnya lubang cacing), dan membantu mengaduk-aduk dan mencampur baurkan partikel-partikel tanah, sehingga aerasi (aliran udara) tanah menjadi lebih baik. Pembuatan saluran-saluran dan lubang-lubang ini memperbaiki infiltrasi dan pergerakan air didalam tanah, serta drainase.
2.4    Organisme tanah dapat membantu pengendalian serangan hama dan penyakit
Organisme tanah yang memakan organisme lain yang lebih kecil dapat menekan serangan hama penyakit dengan cara mengontrol jenis dan jumlah orgnisme di dalam tanah.

 3.      Pengelolaan lahan pertanian yang dapat memperkaya organisme tanah
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan para petani untuk meningkatkan kegiatan organisme tanah di lahan mereka, diantaranya adalah:
3.1    Menyediakan makanan.
Petani dapat menyediakan bahan makanan untuk orgnisme tanah dengan cara memelihara tanaman penutup tanah dan menambah bahan organik seperti mulsa, kompos, merang, pupuk hijau, dan pupuk kandang ke dalam tanah yang mereka kelola.
3.2    Menyediakan cukup oksigen (aerasi tanah yang baik).
Seperti mahluk hidup yang lain, organisme tanah membutuhkan cukup oksigen untuk hidup. Petani dapat menjamin ketersediaan oksigen yang cukup untuk organisme tanah dengan cara mencegah pemadatan tanah. Pemadatan tanah dapat mengurangi pori-pori tanah sehingga ketersedian udara menjadi lebih sedikit. Pemadatan tanah dapat terjadi apabila tanah diinjak-injak oleh hewan dan manusia atau dilalui mesin-mesin berat secara berlebihan (trampling), terutama pada saat tanah sedang basah.
3.3    Menyediakan air.
Organisme tanah juga membutuhkan air dalam jumlah tertentu. Tetapi kalau terlalu banyak air (dalam tanah yang jenuh), mereka bisa mati karena kekurangan oksigen. Petani dapat mengatur ketersediaan air didalam tanah dengan cara memperbaiki struktur tanah. Aggergate tanah yang lebih besar dapat menyimpan air di dalam pori-pori halus, dan dapat mengeluarkan kelebihan air melalui pori-pori besar. Drainase yang cukup di lahan yang banjir juga dapat memperbaiki kondisi tanah untuk habitat organisme tanah.
3.4    Melindungi habitat mereka.
Petani dapat mendukung kehidupan organisme tanah dengan cara melindungi habitat mereka. Pemeliharaan tanaman penutup tanah adalah cara yang terbaik untuk melindungi habitat organisme tanah dari bahaya kekeringan. Penggunaan mulsa juga dapat melindungi habitat mereka. Penggunaan mulsa organik dapat juga berfungsi sebagai sumber makanan bagi organisme tanah. Musa plastik dapat mengurangi resiko penyakit dan hama tertentu karena mulsa tersebut cenderung meningkatkan suhu permukaan tanah dan dapat menghambat pergerakan hama dari tanah ke tanaman. Tetapi mulsa plastik tidak dapat meningkatkan bahan organik tanah sehingga pendauran ulang unsur hara tidak terjadi. Cara yang lain adalah dengan pengolahan tanah yang tepat guna. Pengolahan tanah yang berlebihan dapat merusak pori-pori tanah dimana orgnisme tanah hidup.

4.      Masalah yang berkaitan dengan organisme tanah
Kejadian tsunami di tahun 2004 misalnya, menyebabkan banyak lahan pertanian di dataran rendah di daerah pantai di NAD menjadi asin, tererosi, atau tertutup endapan lumpur tsunami yang berkadar garam tinggi.
Beberapa masalah yang berkaitan dengan organisme tanah diantaranya :
4.1    Lahan padi sawah.
Tanah padi sawah biasanya diolah sampai menjadi lumpur, memiliki lapisan bajak yang sangat padat, dan harus terendam air, jadi bukanlah habitat yang sesuai bagi organisme tanah, kecuali bagi yang dapat hidup di dalam air seperti alga yang dapat mengikat nitrogen. Ini berarti bahwa usaha-usaha untuk membangun organisme tanah perlu difokuskan pada daerah lahan kering.
4.2    Drainase system yang tidak memadai di daerah pinggiran pantai.
Sebagian lahan pertanian kering didaerah pantai tidak memiliki drainase system yang baik, jadi cenderung terendam pada saat musim hujan. Salah satu cara yang mungkin dapat digunakan untuk meningkatkan organisme tanah di daerah seperti ini adalah dengan penggunaan bedengan-bedengan yang tingginya melebihi ketinggian air tanah pada saat banjir. Pembuatan bedengan ini akan memerlukan pengetahuan local dari penyuluh pertanian atau petani mengenai ketinggian air tanah,
4.3    Ketersediaan bahan makanan yang rendah bagi organisme tanah.
Tingginya kelembaban udara dan suhu di daerah tropis menyebabkan tingginya pembusukan bahan organic. Konsekuensinya adalah bahwa petani di daerah tropis perlu lebih sering menambah bahan organik kedalam tanah untuk menjamin makanan yang cukup bagi tenaga kerja mereka (organisme tanah). Ini khususnya sangat penting di tanah berpasir karena tanah pasiran tersebut sangat kekurangan bahan organik dan unsur hara dan juga bukanlah habitat yang baik untuk organisme tanah.
4.4    Penggunaan bahan kimia yang berlebihan.
Penggunaan pupuk yang berlebihan dapat membunuh organisme tanah karena ketidak seimbangan hara. Penggunaan bahan-bahan kimia yang lain (pestisida, herbisida, dan fungisida) juga dapat membunuh organisme tanah yang baik, mempengaruhi ketersediaan hara tertentu, dan menyebabkan serangan hama dan penyakit. Untuk meningkatkan organisme tanah, sebaiknya penggunaan bahan-bahan kimia harus secara tepat guna (tidak berlebihan), pupuk sebaiknya diberikan secara bertahap, dan kehidupan pemangsa-pemangsa (predator) alami harus dibina untuk mengendalikan serangan hama/serangga tertentu.


KESIMPULAN

·   Organisme tanah dapat menguntungkan petani karena mereka memperbaiki kesuburan tanah dan dapat membantu ketersediaan hara bagi tanaman dan membantu pengendalian hama penyakit.
·   Organisme tanah memerlukan makanan, oksigen, air, dan habitat yang layak untuk tumbuh.
·   Petani dapat memperkaya organisme tanah dengan jalan menyediakan penutup tanah organic yang cukup, menambah bahan organik ke dalam tanah, memelihara drainase tanah yang baik, dan menghindari pengolahan tanah yang berlebihan.
·   Dibawah permukaan tanah terdapat satu dunia lain yang penuh dengan jasad hidup atau organisme tanah. Organisme tanah ini berfungsi sebegai tenaga kerja bagi para petani karena mereka membantu menyediakan ketersediaan hara yang dibutuhkan tanaman dan memperbaiki struktur tanah.
  


Pustaka :
Malem Mcleod, Rebecca Lines-Kelly, Gavin Tinning, Peter Slavich, and Natalie Moore, Soil organisms: benefits and management practices, NSW Department of Primary Industries, AUSTRALIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar